Home / Finansial / Ini Argumentasi Gen Z Lebih Sukar Punya Rumah Dibanding Milenial, Apa Kata Pakar?

Ini Argumentasi Gen Z Lebih Sukar Punya Rumah Dibanding Milenial, Apa Kata Pakar?

Inspirasi Rumah Compact
Pakar Ungkap Alasan Gen Z Lebih Susah Punya Rumah. (Foto: istimewa)

Semakin banyak laporan yang mengobrol bahwa generasi Z kesusahan memiliki rumah. Bahkan menurut pakar, Gen Z lebih sulit punya rumah dibanding generasi milenial.

Dosen Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novita Ratna Satiti, membeberkan perbedaan signifikan antara tantangan yang dihadapi oleh generasi Z dan generasi milenial dalam berbelanja rumah. Salah satunya terdapat pada aspek gaji.

Baca juga: Mengenal Tapera, Tabungan Rumah yang Bakal Potong 2,5 Persen Gaji Pegawai

Baca juga: Gen Z Amerika Tinggalkan Smartphone Pilih HP Jadul, Kok Bisa?

Gaji Milenial Lebih Stabil

Ia menerangkan kalau peningkatan honor generasi milenial jauh lebih stabil dibandingkan dengan Gen Z. Gen Z terkadang mesti menghadapi stagnasi upah.

Di samping itu, generasi milenial dinilai lebih gampang memperoleh kredit atau derma pada masanya.

“Sedangkan Gen Z sekarang dihadapkan pada kriteria yang lebih ketat dan suku bunga yang lebih tinggi,” paparnya dalam laman resmi UMM, dikutip Jumat (7/6/2024).

Situasi ekonomi pasca pandemi juga memengaruhi kesanggupan Gen Z untuk memiliki rumah sendiri. Tak sedikit Gen Z yang melakukan pekerjaan di sektor informal dengan label gig economy atau perekrutan tata cara kerja dengan jangka pendek yang tidak punya tunjangan kesehatan, pendidikan anak, dan jaminan hari tua.

Gen Z Lebih Melek Finansial

Baca juga: Pakar Unair Sebut Tapera Tak Tepat Sasaran, Ini Sarannnya

Kendati demikian, Novita mengakui kalau Gen Z condong lebih melek kepada teknologi dan lebih sadar akan pentingnya investasi sejak dini. Namun, wawasan dan kesanggupan menggunakan teknologi juga mesti disertai dengan locus of control dan behavioral finance yang baik.

Locus of control merupakan kontrol atas keputusan finansial dan tidak gampang terpengaruh oleh aspek eksternal, menyerupai tekanan pola hidup dan adanya akomodasi dari aplikasi Pay Later.

“Sementara itu, pengertian mengenai behavioral finance juga sanggup menolong mereka memahami dan menyingkir dari kesalahan dalam pengambilan keputusan keuangan, menyerupai kecenderungan untuk berbelanja spontan atau mengambil risiko yang tidak perlu,” tegasnya.

Hal yang sanggup dijalankan oleh Gen Z merupakan dengan mengembangkan kemampuan dan pendidikannya. Pendekatan ini sanggup membuka potensi pekerjaan yang lebih baik dan stabil.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *