
Jakarta –
Saat bulan mulia umumnya gampang tergiur untuk berbelanja banyak sekali macam makanan, minuman, hingga baju untuk Lebaran. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyodorkan sejumlah taktik untuk memperkuat keuangan mudah-mudahan irit dan tidak bikin boncos.
Pertama, buat planning pengeluaran lewat budgeting atau penyusunan rencana keuangan yang bagus dan benar. Melalui budgeting, segala keperluan bulan mulia akan dengan gampang diatur. Alokasi pengeluaran setiap pos pun jadi lebih terang untuk ditentukan.
“Hindari pembelian impuls. Bedakan mana keperluan dan mana keinginan. Jangan jadikan bulan bulan mulia selaku argumentasi untuk bertindak impulsif,” tulis OJK di akun Instagram @ojkindonesia, Minggu (9/3/2025).
OJK mengimbau mudah-mudahan yang ditahan di saat bulan puasa bukan cuma makan dan minum saja. Namun, juga coba meminimalisir buka bareng di luar dan disarankan buka puasa bareng keluarga.
Baca juga: Utang Pinjol Warga RI Bisa Naik Jelang Lebaran, Sekarang Sudah Rp 78,5 T |
Kemudian, kau dapat menetapkan sistem 50-30-20. Dana 50% pengeluaran untuk keperluan pokok, 30% pengeluaran untuk keperluan sosial, dan 20% pengeluaran untuk simpanan dan investasi.
Lalu jangan hingga terjebak utang cuma demi menyanggupi gengsi. OJK meminta mudah-mudahan penduduk bijaksana mempergunakan layanan seperti, menyerupai paylater dan proteksi daring (pindar).
“Siapkan dana sedekah dan sosial. Agar tidak mengusik pengeluaran rutin, sisihkan dan rencanakan dana sedekah serta dana sosial yang hendak dibagikan,” imbuh OJK.