Home / BeritaEkonomiBisnis / Pengertian Window Dressing, Tujuan, Dan Dampaknya

Pengertian Window Dressing, Tujuan, Dan Dampaknya

Ilustrasi laporan keuangan.
Foto: Scott Graham/Unsplash

Daftar Isi

Jakarta

Window dressing ialah langkah-langkah manajer investasi yakni berbelanja atau memasarkan saham, untuk mengembangkan performa portofolio sebelum laporan terhadap klien. Sederhananya, window dressing ialah agresi seni administrasi manajer investasi untuk mempercantik portofolionya.

Dikutip dari laman detikFinance dan CNBC Indonesia, window dressing banyak dibicarakan dan jadi tren di simpulan tahun. Jelang waktu tutup buku, dengan dana yang besar, para manajer investasi ingin mengerjakan manuver untuk menghasilkan kinerjanya terlihat cemerlang.

Window dressing dilaksanakan bersahabat dengan simpulan tahun, maksudnya mudah-mudahan di saat penutupan tahun, portofolio mereka terlihat cantik. Simak berikut klarifikasi lengkapnya, beserta tujuan serta menyaksikan kemungkinan dampaknya.

Pengertian Window Dressing

Window Dressing dilaksanakan oleh perusahaan atau pengurus keuangan, untuk memperbaiki penampilan pembukuan keuangan atau portofolio investasinya. Jelang simpulan periode, laporan mesti terlihat lebih menawan atau menguntungkan bagi para pemangku kepentingan menyerupai investor, kreditur, atau pemegang saham.

Perusahaan atau pengurus keuangan ‘mempercantik’ pembukuan keuangan atau kinerja investasinya, agar terlihat lebih baik dari kondisi sebenarnya. Tujuannya untuk menawan perhatian investor, pemegang saham, atau kreditur.

Laman Investopedia juga menerangkan bahwa perusahaan manajer investasi condong sibuk di masa window dressing. Mereka akan memasarkan saham-saham yang buruk dan memborong saham-saham yang sedang naik daun.

Sementara itu perusahaan pada umumnya, juga mengerjakan window dressing di simpulan tahun dengan cara sendiri. Misalnya dengan menangguhkan pembayaran atau mencari cara untuk membukukan pendapatan lebih awal.

Tujuan Window Dressing

Ada beberapa tujuan di saat perusahaan mengerjakan window dressing. Laman Prodi Akuntansi Binus University menyebutkan salah satunya untuk mengembangkan doktrin stakeholder. Berikut penjelasannya:

1. Meningkatkan Citra Keuangan

Membuat pembukuan keuangan atau portofolio terlihat lebih baik dari kondisi sebenarnya, utamanya sebelum audit atau penyajian terhadap pemegang saham. Window dressing mengembangkan posisi likuiditas bisnis, untuk memamerkan keuntungan dan hasil yang stabil bagi perusahaan. Sehingga, laporan dipoles seolah meraih hasil keuangan yang ditargetkan dan keuntungan atas investasinya baik.

2. Menarik Investor

Memberikan kesan kinerja perusahaan atau reksa dana yang stabil atau menguntungkan untuk menawan lebih banyak investasi. Pemegang saham dan pemegang saham mempunyai potensi akan tertarik untuk berinvestasi di perusahaan jikalau penampilan keuangannya bagus. Sehingga, window dressing untuk mencari dana dari penanam modal atau untuk mendapat pinjaman.

3. Meningkatkan Kepercayaan Stakeholder

Menciptakan penglihatan konkret tentang stabilitas atau kemajuan perusahaan di mata kreditur, investor, atau regulator. Harga saham perseroan akan melambung jikalau kinerja keuangannya bagus.

Kadang, window dressing dilaksanakan untuk menutupi keputusan administrasi yang buruk yang diambil, sampai menutupi kondisi bisnis yang nyaris bangkrut.

4. Menambah Keuntungan Pekerja

Laporan dipoles seolah meraih hasil keuangan yang ditargetkan dan keuntungan atas investasinya baik. Hal ini bisa besar lengan berkuasa pada kenaikan bonus kinerja terhadap tim administrasi menurut keuntungan yang terlalu tinggi.

Dampak Window Dressing

Di bulan ini, penanam modal tengah bergairah dengan ramainya tradisi window dressing di saat tutup buku. Sebab, pada kuartal terakhir atau kuartal IV-2024, Badan Pusat Statistik (BPS) memberitahu realisasi kemajuan ekonomi pada kuartal III-2024 sebesar 4,95% secara tahunan (year on year/yoy), turun dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang dapat berkembang 5,05% (yoy).

Window dressing banyak dilaksanakan di bulan Desember, sehingga bisa dibilang kinerja dalam satu bulan terakhir tersebut dibutuhkan bisa mempercantik performa portofolio selama setahun ke depan. Ada perumpamaan ‘January Effect’, dengan catatan kondisi makro ekonomi juga kian mendukung.

Window Dressing boleh dilaksanakan sepanjang tetap mematuhi aturan aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku. Namun, jikalau window dressing dilaksanakan dengan cara manipulatif atau berniat menyesatkan, maka itu tidak diperbolehkan dan dianggap tidak etis atau melanggar hukum.

Window dressing bisa dilaksanakan asalkan tetap sesuai aturan dan transparan. Jika tidak, reputasi perusahaan atau manajer investasi bisa rusak di mata publik dan investor.

Nah, itulah tadi klarifikasi tentang window dressing. Semoga bisa dipahami, ya!

Tonton juga video: Peluang Tinggi Untuk Investasi Jelang Akhir Tahun!

[Gambas:Video 20detik]

laporan keuanganinvestasiperusahaan

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *